Menulis dengan Cinta

Akhirnya saya tahu mengapa akhir-akhir ini saya tak punya ide untuk menulis. Kemungkinan besar saya lupa bahwa menulis bukan hanya pekerjaan otak, menulis adalah pekerjaan hati ~juga. Terutama jika yang ingin kita tulis adalah tentang perasaan. Hahaha... Improvisasi saya barusan semoga tidak disebut sebagai improvisasi yang lebay. Karena kadangkala saya tergoda untuk menggunakan 'loe gue' cuma dalam rangka menyelami diri saya dan mencari tau apa yang sebenarnya ingin saya bagi dengan kalian, wahai para pembaca blog saya yang manis dan ganteng... :)



Hemm, akhir-akhir ini saya masih terusik dengan tuntutan untuk membuat satu tulisan setiap hari, secara asupan bacaan saya tidak banyak, saya juga jarang membaca berita, plus saya tidak ada teman di ruangan ini, dapat dikatakan saya hanya hidup dengan diri saya sendiri. Orang-orang yang saya ajak omong palingan cuma tante peny yang memaksa diri menelepon malam-malam untuk sekedar berbagi sepuzzle dua puzzle hidupnya, atau mb Reny yang memang sudah wajar cerita sama saya karena masih satu atap atau sekedar  liat liat status orang di facebook. Jadi, ceritanya saya kehabisan ide.

Dan tarra~~, hari ini secara sengaja Alloh membuat saya membaca blog Alanda Kariza, anak dari Arga Tirta Kirana, salah satu pejabat di Bank Century yang saat ini sedang ramai dibicarakan terkait tuntutan 10 tahun penjara dan 10 milyar denda akibat tuduhan kelalaian yang menyebabkan Bank Century mengalami bangkrut. Blog Alanda unik, khas penulis buku, kata-katanya tertata rapih, dan perasaan yang dia rasa kan sampai pada pembaca. Oya, liat blognya di sini. Begitu itu tulisan yang pengen saya buat, meskipun isinya sederhana, tapi perasaan saya sampai pada kalian, para pembaca tercinta.. :DD

Membuat tulisan yang seperti itu saya analogikan seperti sedang bercerita, ketika kita menceritakan sesuatu kepada orang lain, nada dan ekspresi kita mengikuti isi cerita bukan? Hemm, begitu juga dengan menulis. Setiap kata yang kita pilih, harus bisa menunjukkan bagaimana perasaan kita saat menulisnya. Haha, unfortunately, itu membutuhkan hati yang lebih tulus. Menulis karena mencintai. Bukan menulis karena ingin dicintai.

So, this is my confession to u all. Aku mencintai kalian dengan menulis. Jadi, jangan marah kalau nama kalian ada di sini. Menjadi penulis adalah cita-cita saya. Tapi saya berjanji, saya tidak akan memakai topeng apapun dalam tulisan saya. Karena bagaimanapun, dunia akhirat tulisan saya akan tetap jadi tulisan saya, ketika saya berbohong, suatu saat tulisan itu akan bersaksi di hadapan Tuhan, dan berkata "Tuhan, Lilis berbohong. Dia mengatakan A-Z. Padahal dia sama sekali tidak seperti yang ia tulis". Hiiyy, ngeri juga secara tulisan saya berceceran dimana-mana. Saya gak mau didemo sama ulisan-tulisan saya.

There is a lot of things happen today, but i am happy, now i know that i write because i love it.
Write, write and write. Until die..

Komentar

  1. kok link-nya gak bisa lis?

    BalasHapus
  2. Maaf, sudah diperbaiki, silakan dicoba lagi ya anynomous, :DD

    BalasHapus
  3. menulis karena mencintai..
    iy c, beda rasanya nulis yg dari hati n yg ga dari hati...hihi..

    semangat menulis..!!

    BalasHapus
  4. kerasa deh dari hasil tulisannya, yang satu hambar, yang satu menggerakkan, insyaAlloh

    BalasHapus

Posting Komentar

Hi, nice to hear your inner-voice about my blog. Just feel free to write it here, but please dont junk :)

Postingan Populer