Happy for Everything I Have
Kyaaa, its been a long time didnt post anything here. How come blog without any posting? Yeah, its just a blank page then. And of course i hate it.
Sejujurnya, beberapa hari ini sedang tidak mood untuk membuat tulisan apapun. Tidak tulisan serius, pun sekedar dua baris tiga baris kalimat. What a bad me, hehehe !
Malahan yang berputar di otak akhir-akhir ini skripsi, jawaban kasus, Maika, dan shopping, fiyuuhh. Oiya, juga bagaimana caranya supaya tetep fit karena akan beradaptasi dengan rute pulang pergi yang baru. Dan yang terakhir, tentang pindahan.
Pertama-tama saya laporkan bahwa skripsi sedang dalam tahap pemverifikasian isi oleh Dosen Pembimbing. Dospem-ku cantik dan smart, namanya Bu Ayu Aprilianti. Berjilbab dan masih muda. Cucoklah dengan anak bimbingnya (*apaaa coba?). Kapan-kapan I will take her pictures yah :), karena pas aku search di gugel, Ibunya sama sekali gak muncul *kereennn. Minggu kemarin sudah dilakukan konsolidasi awal, selanjutnya akan dilakukan bimbingan secara berkelanjutan. Doakan semoga lancar hingga hari pengujian, aamiin.
Selanjutnya, tentang kasus. Haha, ini proyek sebelum lulus siy. Semoga bisa diwujudkan juga. Aamiin :)
Dan tentang Maika, belum bisa cerita banyak kemajuan. Tapi bisnis itu miracle. Kita gak pernah tau siapa yang bakal beli dan berapa. Tapi keramahan dan kejujuran merupakan dua hal yang gak bisa dilepaskan. Dan tentu saja, inovasi. Jaman sekarang itu orang seneng beli barang yang menunjukkan personal pemiliknya. Kalau bisa mah dia beli barang yang orang lain gak punya dan gak bakal bisa punya seperti barangnya. Semua mua dipersonalisasi. Kalau gak bisa dipersonalisasi ya diminimalisisr jumlah pemiliknya. Makanya baju butik yang segitu mahalnya masih ada yang mau beli. Gak lain dan gak bukan itu semua demi gengsi. Hehe, bedalah sama Maika jualan saya. Dia memang diproduksi masal. Mungkin di lain tempat ada yang punya. Tapi soal kualitas dan harga ga perlu ditanyakan, insyaAllah sesuai dengan batas kewajaran dan kenormalan, xixi. Jadi inget, akhirnya memutuskan untuk menggunakan pemasaran yang gak terlalu mahal, menggunakan barang sendiri untuk sekaligus memperkenalkan pada orang lain. Beberapa tas Maika yang jadi inceranku adalah tas-tas ini.
Menurut kalian mana tas yang lebih cocok? >,<
Hahaha, sudahlah. Itu tidak penting. Tapi kalau kalian tertarik juga, bisalah main ke lapakku, XD
Oiya, adakah di antara kalian yang roker? InsyaAllah sebentar lagi saya akan menjadi bagian dari komunitas roker niy. Syukur alhamdulillah selama 4 bulan kemarin sudah ditraining sama Allah. Seminggu sekali kudu naik kereta ke Depok. So, aku sudah sedikit banyak tau bagaimana kondisi riil menjadi roker. Selain harus lari-lari beli tiket, juga harus siap 'berbagi tempat' dengan orang lain sesama roker. Selain itu harus ikhlas dan rela bersiap ke kantor lebih pagi dan sampai di rumah lebih malam. Tapi, siapa sih yang gak senang dan bersyukur punya tempat tinggal sendiri ? Meskipun jauh. Meskipun gak se-wah rumah orang lain. Yang penting hati kita nyaman di sana. Cinta kita kepada Allah dan keluarga tumbuh dari sana. Jutaan orang di luar sana bahkan tidak punya sekedar tempat untuk tinggal, apalagi tempat yang disebut rumah. Jadi, kita harus bersyukur betul dikaruniai Allah kelapangan mempunyai rumah.
Sayang sekali saya belum bisa share bagian rumah baru yang paling saya suka. Suatu hari nanti saya akan tunjukkan kepada kalian. Dan kalian mampirlah, sekedar untuk menyesap seteguk dua teguk teh dari gelas di rumahku :') Aku akan sangat senang. Rencananya saya akan membuat dekorasi rumah yang 'back to nature'. Karena pemilik rumah yang lama mendesain rumah itu serba kayu, mulai dari furniture sampai tirai. jadi, beberapa bagian yang akan -lagi-lagi- saya personalisasi kupilih warna hijau muda, peach dan kuning/oranye. Wahhh~ soo excited!
Fiyuhh, setelah menulis berparagraf-paragraf ternyata saya baru sadar, kebahagiaan yang kita dapatkan itu banyak sekali jika kita mau mencatatnya. Sayangnya, kadangkala kita menganggapnya sebagian kejadian biasa dan bahkan lupa berterima kasih kepada Allah atas kesempatan dariNya untuk mengecap rasa itu. Bahkan seringkali kita masih menganggapnya sebagai kekurangan. Berhenti ah menyepelekan kasih sayang Allah, senyuman dari suami, atau terangnya langit pagi hari. Jika Allah mau, Allah jelas bisa merubah jadi sebaliknya. Lalu, kenapa kita harus lupa berterima kasih jika pada saat ia hilang kita merasa sedih?
Ahh, I am happy to have every feeling, and of course everything I got. Thanks my Allah :3
Tulisannya bagus mbak. Mengajak kita selalu bersyukur. By the way, saya juga jualan Maika juga.
BalasHapusSalam kenal