Cara Saya Merayu Pak Suami

Proposal Pembelian Mesin Jahit
Assalamu’alaykumwrwb
Dear Abah,
Hihi, maafkan isterimu yang banyak maunya, semoga Mas mau bersabar membaca sampai selesai.
Passion adek dari dulu memang tentang desain pakaian, termasuk menjahit segala craft. Beberapa di antaranya sudah Abah ketahui hasilnya, meskipun sederhana tetapi bermanfaat. Adek merasa keinginan membeli pakaian untuk diri sendiri maupun anak kita cukup impulsif, jika tidak mau disebut boros. Padahal jika Adek bisa menjahit, insyaAllah kebutuhan pakaian Yumna dan Uminya terpenuhi tanpa memerlukan banyak uang. Adek bisa saja minta dijahitkan ke Bang Agus, biaya yang keluar juga tidak sebesar jika membeli, namun pastinya terbatas. Selain itu, Bang Agus tidak akan bisa menjahit tas, selimut, atau tempat pensil. Sedangkan jika Adek membeli, pasti lebih banyak membutuhkan biaya.
Kondisi bisnis Adek sedang sepi karena Adek belum melakukan produksi gamis baru. Itu dikarenakan saat ini Adek belum punya waktu untuk belanja dan sedang menentukan rencana lanjutan, apakah masuk ke baju walimah atau tetap di gamis harian atau ke pakaian anak-anak.
Harga mesin jahit sekitar Rp 1.500.000,- , portable, dan dijalankan dengan listrik. Dapat ditempatkan di meja depan TV kemudian disimpan di buffet jika sedang tidak dipakai. Adek janji, jika adek punya mesin jahit itu, adek tidak lagi membeli pakaian untuk Yumna di luar (tentu saja berproses sambil melancarkan skill menjahit), kecuali yang Adek tidak bisa buat (jaket, kaos dalam, jilbab). Selain itu Adek juga bisa membuatkan celana tidur Abah, sapu tangan Abah. Jangan khawatir dengan proses belajar karena insyaAllah Adek pembelajar yang cepat, pun Adek bisa memulai dari hal-hal yang praktis, dengan tingkat kesulitan yang rendah.
Jika Abah percaya dengan Adek, mohon kiranya dapat diijinkan untuk membeli dalam waktu dekat. Pembelian dilakukan di Asemka yang dikenal sebagai pusat penjualan mesin jahit. 
Berikut beberapa program menjahit terdekat yang ingin Adek praktikan.
Demikian proposal ini dibuat,

Salam,
Adek Manis


***
Hihi, jangan kaget dengan judul tulisan ini loh ya. Karena isinya mungkin ga seperti yang kalian bayangin LOL *ketipu Tapi pembahasan di bawah insyaAllah manfaat loh~ jangan kabur duluuu

Tulisan di atas beneran proposal saya ke pak suami, saya berinisiatif membuat proposal tertulis untuk hal-hal yang menurut saya materiil dan penting, dan apabila dikatakan langsung biasanya bikin saya terlalu berapi-api terus jadi kurang bisa menata alur pembicaraan. Kalau dengan bahasa tulisan, alur pembicaraannya jadi mudah diatur dan insyaAllah lebih mudah dipahami pak suami. As we know, Bapak-bapak aka laki-laki itu cara berpikirnya logis, sedangkan kita para ibu-ibu aka perempuan sering lebih kebawa emosi. Menurut saya, dengan membuat proposal tertulis, kita jadi satu gelombang, pakai cara logis, walaupun ya, saya sering bumbui juga sedikit sentuhan emosiona ala wanita :p

Singkat cerita, selama menikah 2 tahun ini saya sudah membuat dua kali proposal tertulis, sebelum ini, saya minta ijin jadi reseller produk Muslimah yang alhamdulillah sekarang sudah naik jadi produsen. Waktu itu Pak Suami alhamdulillah mengijinkan dan jalan kurleb satu tahun sampai akhirnya memutuskan untuk bikin brand sendiri. Dan untuk proposal kedua ini, proposal ini diterima dengan syarat *udah kayak pemeriksaan BPK aja >,< Syaratnya adalah saya baru boleh membeli jika penjualan saya tembus angka Rp 2.000.000,-. Sebenarnya tidak begitu sulit insyaAllah, dan saya langsung adain sale, :P Saya memang ingin mencari challenge untuk mendapatkannya. Jika ingin mengandalkan tabungan insyaAllah bisa langsung beli. tapi pak suami menyampaikan pentingnya kita mengajarkan kepada anak-anak bahwa kita perlu usaha sebelum mendapatkan sesuatu. Apalagi tabungan saya memang bukan ditujukan untuk membeli mesin jahit :p Begitulah akhirnya saya terima tantangan pak suami demi mewujudkan prinsip antiboros dalam hal  belanja pakaian *ikatkepala

Sebenarnya saya juga masih mencari cara untuk mengerem pengeluaran bulanan *terutama yang sifatnya konsumtif. Karena selama ini cenderung ikut arus saja. Alhamdulillah masih bisa nabung. Tapi kalau ditanya bulan ini habis berapa dan untuk apa saja sering-seringnya bengong ga bisa jawab *aw aw aww Beberapa teman menyarankan untuk menginstall aplikasi arus kas via handphone. Sudah saya install siy, tapi praktiknya belum berhasil *urekurektanah. Sudah download tapi belum pernah dipakai ~lalalala

btw, kenapa siy saya harus minta ijin ke pak suami untuk belanjain uang sendiri? Karena meski dalam Islam uang hasil kerja kita adalah milik kita 100%, tetapi minta ijin atas penggunaannya ke pak suami lebih disukai sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kita ke beliau. Hasil kerja yang digunakan untuk kepentingan keluarga jatuhnya jadi sedekah. Jadi, meski punya uang sendiri, tetap jangan pelit-pelit untuk menggunakannya demi kepentingan keluarga. 

Bagaimana dengan istri yang tidak memiliki penghasilan sendiri? Maka pak suami wajib hukumnya memberi nafkah. Tentu saja menjaga harta yang diserahkannya kepada kita sebaik-baiknya adalah kewajiban kita. 

Bagaimana jika pak suami tidak menafkahi? Dihalalkan untuk mengambil tanpa sepengetahuan pak suami sebesar yang dibutuhkan. 

So, so, bagaimana cara kreatif ibuibu merayu suami untuk hal-hal terkait materi? Pernahkah ia menolak? Pernahkah gagal menepati janji untuk mengelola materi dengan baik? Share ya ~

Komentar

  1. So swit bgt mb lis ^______^ #jadi kepikiran bikin proposal ke suami ni buat ngrenov kamar mandi hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihi,
      untuk orang yang kurang pandai ngatur kata-kata dalam kalimat teratur seperti aku, tulisan sangat membantu gus :p

      Hapus
  2. Suami jarang menolak mak. Insya Allah beliau percaya bahwa saya berusaha mengelolanya dengan baik. Gagal mengelola sih sering karena banyak kejadian diluar rencana saya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi, ini inisiatif saya Mak, karena megang usang sendiri seringnya jadi impulsif belanja, kalau ijin misua, misua akan membantu menganalisis apakah saya benar-benar perlu atau hanya 'nafsu blanja', ehehe

      Hapus
  3. salam kenal mak.. boleh juga rayuannya hehe sayangnya saya blm tahu harus merayu siapa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihi. Aku tau Mak, ayo merayu Tuhan.
      Semoga Tuhan cepat cepat datangkan jodoh yang baik untuk Mamak : ) eh Akak kali ya yang pas :p

      Hapus
  4. aku jg ga pernah make aplikasi segala macam yg katanya bisa ngebantu utk tidak boros bl bla bla.... itu mba :D Ga ngaruh ke aku ;p... hihihi... Lagian aku toh lebih suka cara manual, ditulis di buku :D

    kalo ngerayu suami utk proposal beli sesuatu sih, ga pernh sampe hrs ngejelasin detil ya ;p Secara dari awal, kita udh bikin kesepakatan... uang dia utk keperluan RT, anak, dan lain2nya itu... Uang gajiku cuma utk traveling dan have fun sekeluarga :D.. Jadi intinya, kita udh tau kalo beli ini sapa yg harus bayar, ato utk jalan2 sapa yg bayar... ga perlu izin2an :D Sejauh ini cara ini berhasil di kita :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kadang-kadang juga main beli aja Mak.

      Ini konteksnya karena barang yang mau dibeli sudah bukan kebutuhan primer, jadi kudu dimusyawarahin ;p

      Hapus

Posting Komentar

Hi, nice to hear your inner-voice about my blog. Just feel free to write it here, but please dont junk :)

Postingan Populer