[Hijab Syari atau Hijab Model ] : Hijab adalah Gaya Berbusana Sesuai Syariat

Begitulah kepercayaan dan keimanan Ibunda Hajar terhadap Allah SWT. Keyakinan yang menancap melebihi logikanya sebagai seorang manusia biasa. Keyakinan bahwa Allah SWT memerintahkan segala hal dengan kebaikan dan hikmah di baliknya. Serta kepercayaannya kepada sang suami yang ia cintai, bahwa suaminya berbuat karena ketaatan kepada Allah. Maka aral apapun yang sepertinya (karena belum benar-benar ia temui) akan datang ketika ia menjalankan perintah Allah, tak jua ia hiraukan. Ia yakin dan mantap sepenuhnya. Ikhlas menjalankan perintah Allah. Dan benar, Ibunda Hajar dan putranya sama sekali tidak terlantar, setelah naik turun mencari air karena begitu hausnya, Ibunda Hajar menemukan air begitu memancar deras, bukan di tempat yang jauh, tetapi tepat di bawah kaki putranya. Begitulah kuasa dan kasih sayang Allah, Dear. Begitu nyata dan pasti.
Saya kira, seperti itu pulalah seharusnya kita meyakini perintah-perintah Allah yang lain, baik itu sholat, puasa, menikah, berjihad dan termasuk di dalamnya berhijab. Telah jelas dan nyata perintah Allah kepada wanita Muslimah yang telah baligh untuk menutupi auratnya. Bukan hanya membungkus, namun menutupi. Style dalam berjilbab pun telah Allah atur, dalam surat cinta Allah berikut.
“… Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka …” (QS. Al Ahzab: 59)“… Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya …” (QS. An Nur: 31)
Jilbab dalam ayat pertama adalah apa yang sering kita sebut gamis atau baju kurung (boleh terusan atau potongan) dan kain kerudung adalah hijab dalam konteks keseharian kita. Style -nya sudah diatur bukan? Jadi, saya bingung kalau ada dikotomi hijab syari dan non-syari (aka model). Karena seperti apapun bentuk jilbab dan hijabnya, aturan Allah harus kita taati. Style-nya harus style sesuai ukuran Allah. Jadi, penggunaan kata hijab haruslah erat dengan gaya berbusana sesuai syariat, apabila tidak sesuai dengan tuntunan syariat, kiranya kita lebih berhati-hati menyatakan hal tersebut sebagai 'hijab'.
Sebagian meyakini, bahwa ketika kita menutup rambut, leher dan tubuh dengan kain, maka kita telah berhijab. Tidak peduli apakah kainnya menerawang, bajunya nyeplak, lekuk tubuh terlihat, telinga belum tertutup sempurna, kaki belum tertutup sempurna, berdandan berlebihan bahkan berlenggak-lenggok menarik perhatian. Na'udzubillah. Semoga kita tak larut pada tipu daya setan, yang mencukupkan ketaatan kita sebatas apa yang orang sekitar pahami mengenai berhijab. Kita haruslah memahami bahwa karakter hijab yang telah Allah sebutkan adalah bagian dari ibadah, bukan sekedar berbusana untuk menutup rasa malu. Allah SWT menetapkan hukum berhijab sama dengan sholat. Allah mencatatnya dengan kedudukan yang sama dengan puasa Ramadhan. Sehingga wajib hukumnya bagi kita untuk menaati.
Bagaimanalah jika kita melaksanakan sholat namun beberapa rukunnya tidak kita laksanakan? Sholat kita menjadi tidak sah bukan? Begitu pula dengan berhijab. Syariat didahulukan dari style buatan manusia. Karena hakikatnya kita sedang berbusana untuk menjalankan ibadah kepada Allah, bukan sekedar kebutuhan fisik apalagi sosial semata. Apalah artinya di mata manusia begitu cantik, namun sama sekali tak sempurna di mata Allah? Tapi saya butuh proses, begitu protesmu. Berproseslah, namun jangan berhenti. Berproses ada waktu untuk masing-masing proses, suatu saat akan sampai pada tujuan. Namun jika kita berhenti, maka itu bukan proses tapi penolakan. Mari kita terus sempurnakan, sedikit demi sedikit :)
![]() |
Tampilan ke kantor bisa tetap syar'i (sumber) |
Bagaimana dengan jodoh? Haiyaa, kembali ke paragraf 1, baca lagi. Jika Allah yang perintahkan, maka Allah tak akan siakan kita. Saya sendiri sudah melihat dengan mata kepala sendiri betapa tidak ada hubungannya antara jilbab yang sesuai syariat Allah dengan kesulitan mendapat jodoh, yang ada, alhamdulillah mudah dapat jodoh sholih, kalaupun belum menikah, mereka pun terjaga dari para lelaki yang hanya ingin tebar pesona. Teman-teman kampus saya kebanyakan berjilbab super lebar, bahkan ada yang sampai betis, tapi masyaAllah, mereka menikah di usia sangat muda 21-24 tahun. Dan apakah suami mereka orang yang 'pas-pasan'? Ya, pas-pasan banget jeleknya, hehe, alhamdulillah suami mereka mapan dan sholih insyaAllah.
Bagaimana dengan pekerjaan ? Baiklah, kali ini contohnya boleh saya sendiri. Saat ini saya bekerja di sebuah instansi pemerintah, yang katanya dulu susah banget ditembus oleh Muslimah berjilbab, alhamdulillah, saya bebas berjilbab di kantor. Tidak ada aturan yang melarang. Dokter kandungan saya, di sebuah rumah sakit swasta, jilbabnya super lebar. Teman saya, seorang motivator, jilbabnya lebar. Jadi, jilbab bukanlah halangan kinerja dan profesionalitas seorang Muslimah, lagipula, jilbab menjaga kita dari pekerjaan-pekerjaan yang dilarang Allah, Nah, betul kan? Allah tak pernah siakan kita karena perintahNya.
Bagaimana dengan teman? Pilihlah temanmu, karena merekalah cerminanmu. Saya mendengar cerita beberapa teman yang akhirnya ditinggalkan semenjak berubah penampilan ke arah yang lebih baik. Hijrah. Semenjak hijrah teman-teman mainnya sungkan untuk mengajaknya hang out. Teman-temannya sungkan untuk mengajaknya kongkow-kongkow. MasyaAllah allohuakbar, bukankah ini kebaikan? Kita jadi terhindar dari waktu yang sia-sia. Uang yang sia-sia. tenaga yang sia-sia. Allah akan menggantinya dengan teman yang baru. Ya, teman yang selaras dengan prinsip kita. Teman yang berjalan juga ke arah yang Allah tunjuki. Masih mau menangisi teman yang mengajakmu untuk sia-sia?
Hari ini, kita harus bersyukur, negara kita begitu demokratis termasuk dalam hal ibadah. Kita bukan tinggal di Paris yang melarang aneka simbol agama. Kita bukan tinggal di Cina yang komunis. Kita bukan tinggal di Amerika yang memandang rendah Muslim. Allah menakdirkan kita tinggal di Indonesia. Jutaan Muslimah di luar sana iri kepada kita. Masih mencari alasan untuk tidak menjalankan syariat dalam berjilbab?

Saya tau, mungkin dalam hati, kalian sangat ingin memakainya, merasakan bagaimana menutupi seluruh tubuh kalian dengan kain yang lebar. Cobalah, rasanya sangatlah nyaman. Saya tau, mungkin sebagian kalian sudah mencobanya, dan kalian merasa inilah kalian seharusnya, tapi kalian masih takut dengan tanggapan orang-orang di sekitarmu. Percayalah, penampilan ini akan mereka tiru dan puji, karena sosok yang memakainya sungguh indah perangainya, sungguh baik hatinya, sungguh luar biasa manfaatnya.
Dear Sholihah, ulurkan hijab itu menutupi dadamu, ulurkan bajumu menutupi lekuk tubuhmu, biar mereka melihat prestasimu saja. Meski beberapa teman akan menjauh, meski pacar akan menjauh, meski beberapa pekerjaan menolakmu, ikhlaskanlah, dan biarkan Allah menggantikan apa yang hilang dengan ap-apa yang lebih baik. Karena setiap ketaatan kepada Allah, Allah tak akan pernah siakan kita.
***
Subhanallah, saya suka tulisannya mb... ngena di hati.
BalasHapusAlhamdulillah Ummi, semoga manfaat untuk kita semua ya ~
HapusSubhanallah, jadi manteb memakai hijab syar'i.
BalasHapusbtw, ikutan give away di blogku juga ya ... :)
Ayo Mak Rina, hijab ala Allah paling kecee pokoknya : )
HapusNanti aku main Mak ~
Terims kasig sharenya keren :D
BalasHapusSama sama Mak Sumarti,
HapusSalam kenal ya~
alhamdulillah, semoga makin banyak yang tercerahkan dengan tulisan ini ya mbak..
BalasHapusAamiin :)
Hapusapalagi dipadu padan ama gamisnya lemari kamila ya mb...aku suka desainnya....elegan dan simple...kyk yang dulu motif bunga bunga tuhh.
BalasHapusemang hijab syari bikin adem ya
haiyaa, hihi,emang paling in tuh motif bunga-bunga,sayang sekarang susah beud cari motif kayak gitu >,<
Hapusterima kasih untuk sharingnya mak...sukses ya kontesnya :)
BalasHapus