Backpacking To Bandung 1# Dari Floating Market ke Alun-Alun Bandung



Setelah sekian lama pengen jalan ke Bandung sama anak-anak akhirnya kesampaian juga (berbinarrr ). Momennya pas banget adek saya wisuda dan ortu datang dari Jawa untuk jadi pendamping wisuda. Akhirnya diputuskan segera berburu tiket kereta Argo Parahyangan via Traveloka. Karena sudah dimusyawarahkan bersama akan jalan ke Floating Market Lembang, saya sekaligus memesan hotel yang letaknya dekat dengan Floating Market. Liburan bersama 2 anak kali ini benar-benar untuk pertama kalinya menggunakan moda transportasi umum, tantangannya cukup banyak, tapi seru! Ayo backpaking ke Bandung ~

Kereta Argo Parahyangan Gambir-Bandung
Sebenernya kepikiran pengen pilih jadwal kereta yang lebih pagi, sayangnya yang lebih pagi itu jam 5 pagi -keknya ga mungkin untuk jalan jam 3 pagi dari Depok :P Daripada ketinggalan kereta kan? Wislah, pilih yang jam 07.50 WIB sahaja. Nyampe Bandung sesuai jadwal jam 11.07 WIB, perkiraanya bakal sampai Floating Market sekitar jam 12.30 WIB kalau naik ojek online. Cukup siang siy, tapi keknya itu opsi yang paling rasional. Kita nyampe malah agak kepagian di Gambir, jam setengah 7 oey, mampir dulu sarapan di Kopitiam Bugis yang ga sengaja kita pilih karena awalnya pengen Hok Ben, eh naik lift keluarnya bener-bener di dalem resto Kopitiam Bugis, ga enak mau keluar lagi >,< (tercyduk). Tapi untung makanannya ga aneh-aneh amat meski harganya lumayan :p 

Untuk kereta keberangkatan, kami dapat gerbong premium -dimana bedanya dengan yang ekonomi hanyalah pada lampu baca dan kursi bisa digeser ke belakang supaya agak tiduran- wkwkwkw. Selama perjalanan anak-anak seneng banget -meski sesekali rebutan- awalnya main hape nonton video, terus bosen, akhirnya liat-liat sekitar dan terakhir bobok (yes!). Kita sampai Bandung tepat pukul 11.10 WIB. Langsung order ojek online (yang sebenernya masih masa rawan karena Pemerintah Bandung belum mengeluarkan keputusan tentang boleh beroperasi atau tidaknya transportasi online disana) alhamdulillah ada yang mau bawa kita ke Lembang (horaayy!). 

Ojek Online Stasiun Bandung ke Lembang
Kami ketemuan di depan resto Ampera -lumayan jalan dari depan stasiun- dan memulai perjalanan yang kalau dicek di Gmaps bakal menempuh waktu 44 menit sepanjang 16 km. Ga pernah kebayang kayak apa bentuk jalannya karena memang belom pernah kesana, dan ternyata berkelok kelok, plus banyaak banget bis gedhe. Deg-degan bawa si Ali, mana agak jauh sama mas suami, sepanjang jalan ga pernah bareng T,T Alhamdulillah, after 40 menit sampai juga kita di tempat tujuan. Dan saya bersyukur banget udah biasa naik moda transportasi umum kayak gini, bener-bener irit waktu, kebayang kalau naik mobil, 1 jam kemudian mungkin baru sampai. Plus kemungkinan anak-anak udah mulai boring dan cranky >,< Pokoknya kalau lagi travelling sama anak-anak, nomor satu itu ya kudu anak-anak, anak-anak keliatan udah capek, rehat dulu. Soalnya kalau travelling tapi anak-anak manyun atau cranky itu big no! Malah ga menikmati sama sekali.

Welcome, Floating Market Lembang
Tiket masuk murah meriah, Rp 20.000/orang. Sebelum kesini saya sudah searching aneka review -yang blog, yang travel, yang vlog- agak-agak pesimis bakal beneran seru :p Tapi ternyata ternyataaa ternyataaa seru banget sodara-sodara. Pas baru nyampai, jangan lupa menukarkan tiket masuk dengan welcome drink, ada milo, cappucino, atau nestea rasa jeruk. Yang belum dhuhuran, bisa langsung sholat dulu ya -liburan teh sholat tetep jalan. Nyaman kok tempat wudhu dan sholatnya. Habis itu saya langsung ke floating market- sesuai namanya, ini adalah area dimana warung-warung berjualan di atas kapal. Pertama-tama, beli dulu koinnya di counter yang sudah tersedia. Ga bawa uang cash? Tenang saja, disana tersedia mesin EDC kok, bisa pakai kartu debit/kredit. Nah, karena koin yang sudah terbeli tidak dapat direfund, alangkah baiknya menukarkan sesuai kebutuhan saja. 

Harga makanan disini berkisar antara Rp 15.000-30.000,-. Pas baru dateng pas banget liatnya sate lagi dikipas, langsung laper, akhirnya kita pesen sate rame-rame. Enak sate ayamnya, empuk dan fresh. Sayang lontongnyaaahh sedikit, hihih, nambah lagi lontongnya 5000 aja sik kalau masih laper. Selain sate, kami juga jajan rujak (Rp 15.000), Fruity juice (Rp 20.000/cup versi large), wedang ronde (Rp 15.000), mie goreng (Rp 20.000) dan es cendol Elizabeth (Rp 15.000). Memang harganya agak di atas rata-rata pasaran, tapi tetep ga semahal kalau di resto resto kok :p Dan yang terpenting pas di lidah saya ~

Si Kakak minta naik kapal, akhirnya naik kapal bareng Abahnya. Saya dan keluarga lain menikmati makan sambil nungguin si Adek ngeliat ikan. Ikan-ikan disini subur-subur eimm, gedhe-gedhe bangets. Anak-anak pasti suka liatnya, kalau mau kasih makan juga bisa beli makanan ikan di counter tukar koin, harganya 5000/bungkus. 

Setelah Kakak selesai naik kapal, kami melanjutkan jalan-jalan. Sepanjang jalan saya takjub dengan keindahan, kebersihan dan kerapian di area floating market. Semuanya tertata seperti alami, padahal buatan kan ya? hehehe~ Banyak banget juga lokasi yang cocok untuk berswafoto (wajib banget yay). Lihat aja Bapak Ibu saya sampai tersipu malu begini menikmati keasriannya. Di seberang pendopo ini, ada pedagang serabi, bakso, dan kue cubit, bisa dinikmati sambil menikmati panorama ala pedesaan.

Floating market didesain dengan apik sehingga terasa rileks dan nyaman untuk berkumpul dengan keluarga

Wahana pertama yang kami masuki setelahnya adalah taman kelici. Tiket masuknya Rp 20.000/orang (usia >3 tahun). Di taman ini, anak-anak bisa dengan bebas memberi makan kelinci-kelinci imut nan lucu. Anak-anak suka banget dan ga ada yang takut, padahal tahun lalu kami ke Kuntum Farm Field si Kakak masih ga mau megang kelincinya. Hari itu bahkan dia bilang pengen gendong kelincinya :)

Sambil anak-anak memberi makan kelinci, kita bisa mengenalkan mereka tentang ciptaan Allah serta pengetahuan tentang kelinci loh
Setelah kelinci-kelinci kenyang, saya pun mengajak anak-anak untuk melihat wahana lain. Akhirnya kami tertarik untuk masuk ke taman yang menggambarkan sebuah kota dengan miniatur kereta api sebagai fokusnya. Untuk masuk, kita harus merogoh kocek sebesar Rp 15.000/orang. Karena berbayar, taman ini jadi semacam private park. Yang putra-putrinya penggemar kereta, wajib banget masuk taman ini. Worthed! Jadi konsepnya. ada seorang pegawai yang bertugas untuk menjalankan kereta-kereta sehingga menjadi tontonan seperti pada kenyataan sehari-hari. Ada kereta barang, ada kereta penumpang. Tambah riil karena ada suara keretanya juga loh, pakai pengeras suara di ruang kontrol kereta. Anak-anakseneng banget, hampir saja ga mau keluar dari taman ini :p

keretanya berhenti loh di stasiun, pokoknya bener-bener mirip di dunia nyata
Keluar dari taman, kami memutuskan untuk menonton sebentar kambing-kambing empuk ala Shaun The Sheep. Bisa juga kalau mau kasih makan dan main bareng, tapi karena sudah sore, dan sepertinya anak-anak tidak terllau tertarik -si Adek malah takut, akhirnya kami memutuskan untuk menonton saja dari luar pagar. 

Masih ada 2 wahana yang sebenarnya bisa kami datangi, Miniatur Kota (ini ternyata bagus banget, dan baru tau hari ini pas liat instastory Kak Amalia) dan Rainbow Garden, tapi kayaknya anak-anak sudah capek -emaknya juga siy, maka kami putuskan untuk menyudahi kunjungan dan menuju lokasi parkir mobil (ke hotel nebeng mobil ortu). 

Menuju jalan keluar, kami melewati banyak toko-toko penjual aneka oleh-oleh, souvenir dan ternyata ada juga penyewaan stroller (penting banget sebenarnya ya? biar ga pegel gendong-gendong :p). Oiya, kalau mau jalan-jalan ala-ala festival Jepang, bisa juga loh sebelum jalan ke wahana-wahana tadi menyewa kostum ala Jepang di sini. Korea juga sepertinya ada. Menurut keterangan adek saya, harga sewanya Rp 75.000/jam. Seru niy kalau lagi pengen ngevlog kece sama temen-temen. 

Travelling sama anak-anak itu heboh dan senengnya sebanding :)

Overall, saya puas berkunjung kesini (yayyyy!!!) dan merekomendasikan Floating Market Lembang bagi mommies semua yang mau berlibur bareng temen (misal, geng kantor) atau keluarga. Cuacanya nyaman -awas kadang hujan juga siy, persiapan bawa payung/jas hujan- dan lingkungannya terjaga kebersihannya. Walopun harus bayar per wahana, tapi jadi bisa menyesuaikan kebutuhan dan bener-bener puas menikmatinya. Ga masuk ke wahana berbayarpun tetep asyik. 

Bermalam di Hotel Alpha Classica
Bapak Ibu mengantar saya dan keluarga sampai ke hotel kemudian mereka kembali ke rumah kos adik saya. Saya pesan hotel ini di Traveloka, ratenya Rp 350.000/malam sudah termasuk sarapan. Lokasinya 1,8 km dari Floating Market, saya pilih karena takut kemalaman keluar dari Floating Market dan pengen besoknya lanjut ke Farmhouse Susu Lembang. Setelah saya melihat tiket kembali ke Bandung yang paling memungkinkan adalah keberangkatan pukul 11.35 WIB, sebenarnya saya agak menyesal memilih hotel di daerah Lembang. Seharusnya saya memilih hotel di daerah Asia Afrika saja pikir saya. Sayangnya hotel sudah dipesan dan tidak dapat dicancel sehingga mau tidak mau tetap menginap di Lembang. 

Oiya, meski ratenya murah, tetep ada minusnya ya, berisik oey kalau malam. Saya cukup terganggu dengan suara mobil dan motor berseliweran yang sama sekali tidak berhenti dari sore sampai pagi >,< Apalagi tetiba saya sakit gigi :P Yang awalnya masih mau jalan ke rumah Sosis atau ke Tahu Lembang akhirnya memilih tiduran di kamar hotel. Kalau saya ke Lembang lagi, sepertinya saya akan memilih hotel lain yang lebih nyaman untuk tinggal -meski harganya mungkin akan lebih mahal- serta menyesuaikan destinasi saya selanjutnya. 

Okey, selesai deh hari pertama, masih ada hari kedua yang ternyata lebih seru dari bayangan saya, tapi biar ga kepanjangan, saya sudahi dulu ya postingan ini. Besok saya share cerita bacpacking Bandung hari kedua.

Thanks for reading, hope you enjoy! 



NB :
Some photos taken by me, another by my sister/brother 



Komentar

Postingan Populer