Strategi Sukses Membujuk Anak Periksa Gigi
Fiuhh, alhamdulillah hari ini mission accomplished untuk bawa anak-anak periksa gigi mereka ke dokter gigi. Sebenarnya ini super duper telat, karena Kakak bahkan sudah lewat umur 4 tahun baru sekali ni ke dokter gigi, adek sudah hampir 2,5 tahun. Kondisi Kakak sama Adek cukup butuh banyak treatment, terutama treatment ditambal.
Menambal gigi anak itu menurut saya gampang-gampang susah. Apalagi seusia mereka itu kan sudah bisa bilang "tidak mau". Syukur alhamdulillah dokternya sabar dan lembut sekali saat tadi mengajak anak-anak untuk mau bekerja sama dan tetap tenang selama proses perawatan gigi berlangsung. Sehingga Kakak dan Adik bisa dibilang sukses untuk kali pertama periksa dan perawatan gigi. Nah, untuk itu saya ingin berbagi tips dan pengalaman supaya Mom semua tidak merasa was-was atau khawatir saat akan membawa anak periksa gigi.
1/ Carilah referensi dokter spesialis gigi anak yang banyak direkomendasikan
Hal ini penting karena bagaimanapun menurut saya perawatan gigi ke anak-anak berbeda dengan orang dewasa yang sudah paham mengapa harus ke dokter gigi. Dengan mencari rekomendasi dokter terlebih dahulu, kita bisa memastikan dokter yang akan kita temui sudah paham bagaimana menangani pasien (bahkan balita). Jika tidak menemukan bagaimana ? InsyaAllah ketemu ya, tinggal banyak-banyak nanya ke group yang isinya para Mommies, biasanya pasti ada yang sudah pernah memiliki pengalaman membawa anaknya ke dokter gigi.
2/ Persiapkan mental anak sejak jauh-jauh hari
Ini tidak kalah penting Mom. Bagaianapun anak-anak masih sedikit sekali gambaran mengenai apa-apa yang memang sama sekali belum pernah dialami. Jadi, memperlihatkan video tentang anak yang sedang berkunjung ke dokter gigi,membacakan buku tentang senangnya memeriksasakan gigi serta menyampaikan rencana ke dokter gigi pada anak anak akan menjadi sarana yang baik agar anak anak siap. Kenapa harus siap? Karena anak siap akan sangat lebih mudah diajak bekerja sama. Sehingga misi kita untuk memeriksakan giginya dapat dengan mudah dijalankan.
3/ Usahakan anak dalam keadaan bahagia saat akan masuk ruang perawatan
Sampaikan imaji dan bayangan baik yang membuat anak kita optimis bahkan tertarik untuk memeriksakan giginya tanpa harus berbohong. Apalagi jika anak ke dokter gigi akibat tetiba giginya sakit, tentu ia akan mengalami ketakutan giginya bertambah sakit saat dipegang. Bila perlu, bawalah sesuatu yang bisa membuat anak kita lebih tenang. Membawa mainan kesukaan misalnya? Atau mengajak berbicara dan menyemangati saat perawatan sudah dimulai juga salah satu cara saya untuk membuat anak tetap tenang saat proses perawatan berjalan.
4/ Simpan pengalaman baik untuk menjadi bekal saat akan melakukan perawatan di waktu yang lain
Caranya adalah dengan mengapresiasi keberanian dan sikap mau bekerja sama anak saat itu juga. Jika anak-anak masih balita, sticker atau mainan kecil adalah bukti apresiasi yang cukup berkesan bagi mereka. Namun anak yang lebih besar pun bisa diberi pilihan hadiah bila perlu. Pengalaman awal yang baik akan menjadi modal yang memudahkan kita saat mengajak anak melaksanakan jadwal perawatan berikutnya.
Hey, bagaimana ya jika anak-anak sudah terlanjur trauma karena pengalaman tidak menyenangkan saat perawatan gigi sebelumnya? Its okey Mom, kita terima traumanya dan kita bantu anak kita untuk bisa sembuh. Pertama-tama, jika anak kita sudah pandai menceritakan apa yang kurang menyenangkan saat lalu, minta anak-anak untuk secara detil menceritakannya. Dengarlah baik-baik dan berempatilah, hargailah perasaannya itu sehingga ia tidak merasa diabaikan perasaannya. Perasaan terabaikan adalah perasaan yang lebih susah pengelolaannya dibandingkan rasa takut/traumanya itu sendiri. Dari apa yang anak kita ceritakan, cobalah untuk mengajaknya menemukan solusi bersama. Solusi yang dipaksakan dari satu arah (misal, dari Mama Papanya saja) akan lebih menekan anak dan kemungkinan suksesnya kecil. Sedangkan solusi yang diputuskan bersama memiliki kesempatan untuk sukses lebih besar. Misalnya ternyata anak kita geli dengan suara alat pembersih. Sambil tertawa kita sampaikan saja, Hoo, karena suaranya tidak menyenangkan ya kalau didengar? Kemudian ajak anak untuk mengubah imajinya terhadap suara alat pembersih tersebut dengan suara lucu atau unik yang lebih nyaman untuk anak. (baca cara theraphy trauma ini selengkapnya di buku The Secret of Enlightning Parenting)
5/ Percayalah bahwa anak bisa melaluinya
Ini yang paling penting dari semua tips saya sebelumnya, bagaimanapun secara psikologis anak-anak itu adalah pejuang dan pembelajar. Jadi kita tidak perlu khawatir ia akan merasa takut atau merasa tidak bisa melakukan apa yang seharusnya dilakukan selama ia kita orang tuanya pun menunjukkan keberanian,dukungan dan optimisme.
Bagaimana, sudah siap ajak anak periksa gigi?
Nice info mama, akhirnya si adek treatment nya apa ma? Salam kenal ya..
BalasHapusTerima kasih sudah mampir Ma, iya, akhirnya adek ditambal gigi gigi yang bolong >,<
Hapusma, aku lg sedih bgt nih.. anakku sakit gigi semua.. klo kk tadinya sudah ditambal, tapi sepertinya tambal sementara.. seharusnya seminnggu kemudian ke dokter lg. tapi kk gak mau.. dirayu, dibujuk, sampe dibelikan hadiah tetep gak mau.. belum selesai masalah kk sekarang adeknya yg sakit.. gmn ya ma...
BalasHapusKalau sakit gigi mau ga mau harus ke Dokter Bun, mungkin bisa dicarikan dokter gigi yang kids friendly, dan jangan lupa sounding dulu sebelum ke dokter, jadi anak anak ga kaget.
Hapus