Needs vs Wants



Salah satu titik terberat dalam kehidupan saya adalah masa masa ujian masuk universitas. Dulu namanya SPMB (ketauan deh angkatan taun berapa niy emak :p) Saat itu, dalam tekanan cukup berat dan menantang, berkat doa ortu akhirnya saya berhasil melewatinya dengan cukup baik. Namun ternyata ujian bagi saya sendiri belum selesai, diterima di beberapa kampus dalam satu waktu tidak selalu benar benar mudah. Saat itu saya ingin sekali masuk kampus ternama di Bandung dengan jurusan cukup unik untuk kalangan gadis dusun seperti saya. Tetapi takdir membawa saya menjadi mahasiswa sebuah kampus kedinasan di bilangan Tangerang Selatan, Sedih? Banget! Benaran awalnya sama sekali tidak mudah untuk menerima kondisi. Apalagi ditambah dengan komentar teman-teman yang menyayangkan keputusan tersebut. 

Waktu pun berlalu, kalau dihitung-hitung, saat ini hampir 12 tahun berlalu dari peristiwa itu. 180 derajat perasaan waktu itu berubah. Duluu rasanya masih pengen bisa balik lagi ke kampus Bandung, sekarang, saya paham kenapa Allah pilihkan saya lulus dari kampus Tangsel. Karena Allah luluskan dari kampus itulah, saya memiliki pekerjaan yang baik -dengan cara yang benar benar saya syukuri kemudahannya. Karena Allah arahkan takdir saya ke kampus itu, saya diberi kesempatan untuk hijrah lebih cepat, bahkan juga akhirnya bertemu dengan lelaki yang saat ini menjadi suami saya melalui guru saya di kampus ini. Tabir yang dulu tertutup telah terbuka satu demi satu. Realita yang dulu saya masih pertanyakan ujungnya, telah Allah tunjukkan detilnya seiring berjalannya waktu. Tentu saja saya sangat bersyukur sekali Allah memberi apa yang saya butuhkan, meski tidak selalu sejalan dengan apa yang saya mau. 

Begitulah makhluk seperti kita kadangkala bersikap, padahal realita yang kita lihat seringkali tidaklah seperti yang sebenarnya terlihat oleh mata kita yang terbatas. Meski tidak mudah, kita harus selalu yakin kepada Allah sebagai Sebaik-baik Perencana dan Sebaik-baik Penentu Takdir. Apalagi percaya kepada qodo dan qodar merupakan bagian dari keimanan kita yang utuh. Terlalu banyak hal yang kita tidak tau, sedang Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

Dengan memahami betul konsep ini, insyaAllah kita akan lebih mudah dalam menjalani hari demi hari yang kita lalui, saat satu peristiwa ke peristiwa lain berganti, saat ada doa doa kita yang belum atau bahkan tidak terkabul. Kita yakin bahwa Allah Maha Mengurus makhluknya lagi Maha Teliti. Tak ada satupun daun jatuh tanpa Ia ketahui kapan dan dimana jatuhnya bukan? Kewajiban kita adalah melaksanakan ikhtiar yang terbaik, sedangkan hasilnya adalah hak prerogratif Allah.

Jangan berhenti berdoa meski belum terkabul, karena diberi kesempatan untuk senantiasa berdoa adalah rizki. Menyerahkan seluruh urusan kita kepada Allah adalah cara terbaik menyelesaikan setiap masalah. Semua sudah Allah jamin kecuali amal amal kita. Fokus pada perbaikan amal, semoga Allah senantiasa menjadi sebaik-baik penjamin kita.  

Komentar

Postingan Populer