Tantangan Main Sosmed di Jaman Ini, Kamu Harus Tau




Ini akan jadi postingan yang amat sangat panjang kalau aku ga sadar ini sudah jam setengah 12 malam di Canberra. Rasa-rasanya membahas soal sosial media tidak akan habis dalam 1 buah postingan. Ada banyak hal yang terjadi di dunia kita semenjak sosial media menjadi bagian tak terpisah dari kehidupan sehari-hari, entah kamu jomblo atau menikah, entah kamu ibu beranak 1 atau beranak 3, entah kamu bapak perlente atau bapak biasa aja, dari ujung dunia ke ujung dunia lainnya mengenal sosial media sebagai sebuah "permainan baru". 

Namun seiring dengan bergulirnya sosial media pula, semakin khawatir rasanya bermain sosial media bila tidak punya 1 hal penting : RESPONSIBILITY! Hoax tidak akan mudah tersebar bila kita paham bahwa menyebarkan berita bohong adalah sebuah kesalahan besar. Kriminalitas berbalut pertemanan via jejaring sosial media juga tidak akan tumbuh subur bila setiap orang bermain bersih. PIL, WIL,dan idaman-idaman lain seharusnya tau diri sebelum mengintip dan mengganggu kehidupan keluarga lain dengan sosial media. Belum lagi pornografi, bullying, dan aneka peperangan antar kubu. Sosial meda terasa begitu kejam untuk orang-orang dengan karakter malas berdebat apalagi provokasi. 

Tapi di tangan orang-orang yang tepat, sosial media menjadi ladang yang sangat subur untuk mendulang rejeki, mendulang pahala juga mendulang prestasi. Siapa sangka dari hobinya menggambar yang pernah ia tinggalkan, Puty Puar berhasil menghapus stereotype ibu rumah tangga adalah ibu yang nil prestasi. Baru-baru ini ia dinobatkan sebagai salah satu pemenang dalam ajang EMMY Award dari karya videonya tentang perdamaian. Juga Ninit Yunita yang telah berhasil mengubah kehidupan ibu menjadi lebih bermakna dengan menjadi UrbanMama. Belum lagi Andien dengan keunikannya dalam mendidik anak dan berkarya, sosial media terlihat menyenangkan untuk dimainkan.

Ya, bedanya adalah, apakah kita memiliki responsiblity. Apakah kita selalu bisa mempertanggungjawabkan apa yang kita post di akun sosial media kita? Tidak hanya aman untuk diri dan keluarga kita melainkan juga aman untuk orang lain : baik jiwanya, juga raganya. 

Sosial media membuka peluang yang sangat besar untuk maju, bermanfaat dan berkarya namun juga bisa menjadi pencuri waktu yang sama sekali tidak kita sadari keberadaannya. Bahkan dunia yang selalu kita bawa-bawa dan "hidupi" dalam keseharian itu bisa mencuri kehidupan nyata yang seharusnya lebih kita hargai. Siapa yang tau hidup kita bersama orang terkasih akan sampai kapan? Relakah mengganti momen-momen bersama dengan berhaha hihi demi follower dan like yang belum tentu ada ketika di dunia nyata kau menemui kesulitan?

Ada tanggungjawab dan kebijaksanaan, yang harus dipegang oleh siapa saja yang ingin menempatkan dirinya "eksis" di sosial media. Ada hal-hal yang tidak bisa kita publish seenaknya : di mana anak kita sekolah, di mana alamat lengkap rumah kita, privasi suami istri, aurat kita dan keluarga kita, aib istri/suami, masalah rumah tangga kita, hold it and dont post on socmed! You should know well your own privacy!

Ada tanggung jawab dan kebijaksanaa, yang harus dipegang oleh siapa saja yang ingin menempatkan dirinya "eksis" di sosial media. Bahwa tulisan-tulisan yang muncul di akunnya, bahwa komentar-komentar yang ia lontakan di postingan teman atau bahkan entah siapa yang tak ia kenal tetap akan dicatat oleh kedua malaikat yang ada di pundaknya. Ibarat lidah tak bertulang, maka berhati-hatilah sangat mungkin jari jemari kita pun jadi tak bertulang di dunia maya. What a big problem.

Ada tanggung jawab dan kebijaksanaan, untuk memastikan bahwa setiap diri kita, tidak menjadikan sosial media sebagai sarana untuk : tidak berterima kasih atas segala karunia  yang Tuhan berikan kepada kita hanya karen akun sosmed kita sama sekali tidak "seindah" akun sosmed orang lain. Juga akan sangat tidak adil, mecederai hati suami atau anakmu hanya karena mereka seolah-olah tidak sewah suami atau anak orang lain yang muncul di timeline Instagrammu hari ini. Itu sungguh bukan perilaku yang baik untuk diteruskan, 

Hanya dengan bertanggung jawab dan bersikap bijak, maka sosial media akan menjadi sebuah dunia yang pantas untuk ditinggali. Karena di sana kau menemukan sarana berbagi inspirasi, saling membantu sesama ibu, saling menguatkan sesama pejuang beasiswa, saling dukung bisnis temannya,  apapun yang berdampak baik pada kehidupan nyatamu. yes, you can!

Then, if you feel that, consumerism become your habit after knowing social media. Soon, you should log it off. Take a break, darlin. Its not health. Surely. Bukan begitu seharusnya menggunakan sosial media. 

Terakhir, tanpa rasa tanggung jawab, sulit rasanya untuk bisa mengambil manfaat dari waktu yang kita habiskan di dunia maya. Ini pilihan. Jangan sampai rugi.

Deal!


































 Photo by Annie Spratt on Unsplash, ilustrated by me

Komentar

Postingan Populer